-ˏˋ ❛ᴍɪɴɪ ꜱʜᴏʀᴛ ꜱᴛᴏʀʏ ˊˎ- ┊ʙᴀꜱᴇᴅ ᴏɴ ᴅᴀʏ6 ꜱᴏɴɢꜱ
ʟᴇᴛᴛɪɴɢ ɢᴏ
❝Seperti sebuah lagu karya Pamungkas.
❝Seperti sebuah lagu karya Pamungkas.
I love you, but i'm letting go,❞
┊P A R T 2.O┊
ㅡㅡㅡ ♡ ㅡㅡㅡ
┊P A R T 2.O┊
ㅡㅡㅡ ♡ ㅡㅡㅡ
Lalu aku menyodorkan ponsel berwarna hitam pekat ini padanya.
"Arez sangat ingat betul, kenangan lama kita,"
"Hari-hari penuh senyum yang menyenangkan. Kenangan itu terus melekat dalam diri Arez. Padahal Arez sangat tidak ingin,"
"Kenapa kamu memberiku ini?"
Setelah bisu cukup lama, akhirnya ia angkat suara dalam sesegukannya.
"Arez tau, Alea pasti sangat ingin bebas. Arez pun berjuang untuk mengabulkan itu,"
"Arez pikir, ketika Arez melepaskan Alea, maka Arez harus melepaskan semuanya,"
"Meski Arez sangat yakin, Arez tak akan sanggup untuk membeli barang seperti itu lagi. Niat Arez sudah bulat,"
"Aku.. masih menyayangimu," balasnya dengan suara yang parau.
Bagaimana bisa aku tidak luluh di saat seperti ini. Rasanya aku ingin mendekapnya dalam pelukku. Menangis bersama-sama dan kembali seperti dulu.
Namun, aku membuang jauh-jauh pemikiran itu. Aku sudah berkata hendak melepas.
"Kita sudah tidak bisa berharap untuk akhir yang bahagia. Nyeri hanya sementara, Alea akan menemukan seseorang yang lebih mampu dari Arez. Itulah cinta yang layak Alea dapatkan,"
Aku lantas beranjak dari tempatku dan memandangi dirinya yang masih terbalut oleh tangis.
"Arez harus mengucapkan selemat tinggal,"
"I love you Alea, but i'm letting you go,"
Sebelum benar-benar pergi dan menghilang dari dunianya, aku sempat mengusap air matanya yang kian mengalir, dan memberi lekukan senyum perpisahan.
Bahkan saat aku pergi, Alea benar-benar tidak meneriakkan namaku untuk menahanku. Ah, dugaanku ternyata benar. Ia memang sangat ingin terlepas dariku sedari dulu.
ㅡThe End
Komentar
Posting Komentar