✿ Kisah Tentang Aku dan Diriku ✿
Aku, manusia yang telah muak dengan segala bentuk ataupun hal-hal bernama 'cinta'.
Perasaanku yang lama, hatiku yang lemah. Segalanya, telah aku tinggalkan. Terkunci rapat di suatu tempat, di dasar diriku yang sebenarnya.
Anggaplah aku manusia yang buruk. Karena memang seperti itulah adanya.
Tersenyum dengan mudahnya, tertawa lepas tanpa alasan, bahkan bebicara omong kosong, seolah aku tak apa.
Tidak ada yang tau, siapa aku. Mereka hanya tau aku yang kini.
Aku yang bahagia, aku yang ceria. Aku yang terlihat sama sekali tidak kesakitan.
Biarlah mereka terus beranggapan seperti itu. Jangan sampai topeng ini terkoyak.
Jangan sampai, aku yang sebenarnya merusak semua yang telah ku buat sedemikian rupa.
Merusak kebahagiaan palsu yang aku ciptakan.
Jujur, aku sendiri juga membenci diriku yang palsu. Tapi sifat itu melekat, tidak mau terlepas.
Aku menyembunyikan diriku yang buruk, di dalam diriku yang terlihat baik.
Percuma mengatakannya pada dunia. Ia tak mengerti.
Perihal mengapa aku melakukannya. Ia tidak paham. Meski dipaksakan sekalipun.
Hanya aku, dan diriku, hanya aku dan sisi burukku. Karena sedari awal, kita yang membuat ini.
Entah sampai kapan aku hidup untuk 'berpura-pura'.
Aku harap, aku mampu bertahan sampai titik terjauh. Sampai nanti, ketika topeng ini sudah tidak mampu menahan segala kebohongan yang ku cipta.
Aku juga ingin dunia menerimaku. Menerima aku, yang penuh kebohongan.
Dan tetap memandangku sebagai sosok yang bahagia. Meski nyatanya bertolak jauh dari itu.
Terkadang aku merasa bangga pada diriku. Pada aku, yang dapat bertahan sampai detik ini.
Yang mampu menyembunyikan luka, bahkan sekecil apapun itu. Diriku dapat menahan perih dengan sempurna.
Iya, aku bangga. Bangga dengan segala keburukanku. Karena bagiku, aku adalah aku.
Mau seberapa sulit aku berusaha mengubah diriku menjadi pribadi yang lain, menjadi pribadi yang lebih baik.
Tetap saja itu bukan aku, bukan diriku. Dia orang lain, yang mencoba menggeser keberadaan sosokku yang lama.
Bukankah menjadi orang lain juga sama seperti 'berpura-pura' ?
Lihat 'kan, mau dengan cara apa aku berubah. Aku selalu berakhir sama. Akan tetap menjadi palsu.
Semoga semesta tau ini. Semoga ia mengerti segala keluh kesah yang aku suarakan tanpa suara.
Semoga ia mendengar deruan nafasku, yang sebenarnya adalah sebuah terikan. Teriakan yang meminta pertolongan, agar bisa menarikku keluar.
Aku tidak bisa mengutarakan apa-apa lagi. Inti dari semua omong kosong ini sudah jelas.
Ini perihal aku, dan diriku. Baik dan burukku, yang terbungkus rapat dalam kepalsuan yang abadi.
saya agak bingung dengan kisah anda
BalasHapus